Rabu, 30 Maret 2011

Lima Poin Pendidikan Anak Dalam Islam

Bunda, apakah ilmumu hari ini? Sudahkah kau siapkan dirimu untuk masa depan anak-anakmu? Bunda, apakah kau sudah menyediakan tahta untuk tempat kembali anakmu? Di negeri yang Sebenarnya. Di Negeri Abadi? Bunda, mari kita mengukir masa depan anak-anak kita. Bunda, mari persiapkan diri kita untuk itu.
Hal pertama Bunda, tahukah dikau bahwa kesuksesan adalah cita-cita yang panjang dengan titik akhir di Negeri Abadi? Belumlah sukses jika anakmu menyandang gelar atau jabatan yang tertinggi, atau mengumpulkan kekayaan terbanyak. Belum Bunda, bahkan sebenarnya itu semua tak sepenting nilai ketaqwaan. Mungkin itu semua hanyalah jalan menuju ke Kesuksesan Sejati. Atau bahkan, bisa jadi, itu semua malah menjadi penghalang Kesuksesan Sejati.
Gusti Allah Yang Maha Mencipta Berkata dalam KitabNya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS 3:185)

Begitulah Bunda, hidup ini hanya kesenangan yang menipu, maka janganlah tertipu dengan tolok ukur yang semu. Pancangkanlah cita-cita untuk anak-anakmu di Negeri Abadi, ajarkanlah mereka tentang cita-cita ini. Bolehlah mereka memiliki beragam cita-cita dunia, namun janganlah sampai ada yang tak mau punya cita-cita Akhirat.
Kedua, setelah memancangkan cita-cita untuk anak-anakmu, maka cobalah memulai memahami anak-anakmu. Ada dua hal yang perlu kau amati:
Pertama, amati sifat-sifat khasnya masing-masing. Tidak ada dua manusia yang sama serupa seluruhnya. Tiap manusia unik. Pahami keunikan masing-masing, dan hormati keunikan pemberian Allah SWT.
Yang kedua, Bunda, fahami di tahap apa saat ini si anak berada. Allah SWT mengkodratkan segala sesuatu sesuai tahapan atau prosesnya.
Anak-anak yang merupakan amanah pada kita ini, juga dibesarkan dengan tahapan-tahapan.
Tahapan sebelum kelahirannya merupakan alam arwah. Di tahap ini kita mulai mendidiknya dengan kita sendiri menjalankan ibadah, amal ketaatan pada Allah dan juga dengan selalu menjaga hati dan badan kita secara prima. Itulah kebaikan-kebaikan dan pendidikan pertama kita pada buah hati kita.
Pendidikan anak dalam Islam, menurut Sahabat Ali bin Abitahalib ra, dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia:
  1. Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.
  2. Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.
  3. Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.
Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai karakteristik pendekatan yang berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat. Begitulah kita coba memperlakukan mereka sesuai dengan sifat-sifatnya dan tahapan hidupnya.
Hal ketiga adalah memilih metode pendidikan. Setidaknya, dalam buku dua orang pemikir Islam, yaitu Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) dan Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam), ada lima Metode Pendidikan dalam Islam.
Yang pertama adalah melalui Keteladanan atau Qudwah, yang kedua adalah dengan Pembiasaan atau Aadah, yang ketiga adalah melalui Pemberian Nasehat atau Mau’izhoh, yang keempat dengan melaksanakan Mekanisme Kontrol atau Mulahazhoh, sedangkan yang terakhir dan merupakan pengaman hasil pendidikan adalah Metode Pendidikan melalui Sistem sangsi atau Uqubah.
Bunda, jangan tinggalkan satu-pun dari ke lima metode tersebut, meskipun yang terpenting adalah Keteladanan (sebagai metode yang paling efektif).
Setelah bicara Metode, ke empat adalah Isi Pendidikan itu sendiri. Hal-hal apa saja yang perlu kita berikan kepada mereka, sebagai amanah dari Allah SWT.
Setidak-tidaknya ada 7 bidang. Ketujuh Bidang Tarbiyah Islamiyah tersebut adalah: (1) Pendidikan Keimanan (2) Pendidikan Akhlaq (3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran (4) Pendidikan Fisik (5) Pendidikan Sosial (6) Pendidikan Kejiwaan/ Kepribadian (7) Pendidikan Kejenisan (sexual education). Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.

Ke lima, kira-kira gambaran pribadi seperti apakah yang kita harapkan akan muncul pada diri anak-anak kita setelah hal-hal di atas kita lakukan? Mudah-mudahan seperti yang ada dalam sepuluh poin target pendidikan Islam ini:
Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain.
Insya Allah, Dia Akan Mengganjar kita dengan pahala terbaik, sesuai jerih payah kita, dan Semoga kita kelak bersama dikumpulkan di Negeri Abadi. Amin. Wallahua’lam, (SAN)
Catatan:

  • Lima Poin Pendidikan Anak: -1.Paradigma sukses-2.Mengenal Tahapan dan Sifat-3.Metode-4.Isi-5.Target.
  •  Buku Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) diterjemahkan dengan judul “Sistem Pendidikan Islam” terbitan Al-Ma’arif Bandung, dan buku Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam) diterjemahkan dengan judul Pendidikan Anak Dalam Islam.

Selasa, 29 Maret 2011

Kurikulum Berbasis Tauhid (KBT)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) mungkin sering kita dengar karena kurikulum ini sedang diterapkan di sekolah -sekolah. Namun Kurikulum Berbasis Tauhid (KBT) rasanya masih asing ditelinga kita. Untuk mendapatkan gambaran singkat konsep KBT, buletin IGS mewawancarai Sugianto wakil ketua Yayasan Nurul Azmi dan pengelola SD Islamic Global School.

Sebenarnya bagaimana sih konsep KBT menurut Bapak?
“ Kalau kita mau berbicara mengenai KBT kita mulai dari landasan berfikir kita, firman Allah “ dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” ...(QS Al-Dzariyat (51):56).
“ Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (QS Al-Ahzab (33): 21)
"Tuhanku mendidikku dengan sebaik-baiknya, maka sungguh baiklah pendidikan-ku." (HR Ibn Sam'ani).

Dari sini kita harus menyadari bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah dalam arti luas, cara beribadah kita kepada Allah telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Jadi konsep dasar dari Kurikulum Berbasis Tauhid adalah menerapkan sebuah kurikulum pendidikan yang muatan maupun metode pembelajarannya mengarah kepada pembentukan karakter Islami untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. dan yang lebih prinsip dalam KBT akan menghadirkan Allah pada semua materi pelajaran yang dipelajari siswa jadi tidak ada pemisahan antara agama dengan kehidupan. Kehidupan di dunia adalah sarana mencapai kesuksesan di akherat, kehidupan akherat merupakan kontrol kehidupan kita di dunia. Jadi apa perbedaan secara prinsip KBT dengan kurikulum yang ada sekarang ?
Kurikulum berdasarkan ideologinya dapat kita bedakan menjadi tiga : Pertama ; Kurikulum sekularisme ; basis silabus adalah sekuler dan tidak relegius, masalah agama akan dipisahkan dengan kehidupan dan dianggap tidak saling terkait, angka dan materi menjadi sebuah tujuan. Kurikulum ini akan menghasilkan generasi materialistik. Inilah sumber kerusakan pada saat ini. Kedua ; Kurikulum Ateis , Filosofis ateis akan mewarnai seluruh kurikulumnya. Ketiga; Kurikulum Berbasis Tauhid, Kurikulum ini berlandaskan Aqidah Islam, sifat dan kandungan kurikulum bertujuan mencetak karakter Islami pada diri siswa untuk mewujudkan kehidupan Islami berdasar Al Qur'an dan Sunnah. Prinsip dasarnya manusia hadir di dunia tidaklah bebas sekehendaknya, namun lengkap dengan aturan Allah yang melekat pada dirinya. Seluruh perbuatan diukur dari halal dan haram, syar’i atau tidak syar’i, Allah ridho apa tidak.
Apakah nanti tidak khawatir konsep kurikulum ini disebut ekstrim ?
Khawatir bagaimana ?..kita bermaksud memperbaiki generasi saat ini, la orang yang merusak orang lain saja tidak khawatir kok kita khawatir apa tidak salah tuh..Selain itu kita harus hati-hati kalau mau menyebut kata ekstrim. Yang dimaksud ekstrim itu apa dulu, kalau definisi ekstrim adalah ngotot atau keras, harusnya kita malu kepada para calon ahli neraka, mereka untuk masuk neraka saja mengerahkan segala kemampuan, misalnya para pencuri, pemabuk, pemakai narkoba mereka harus melawan polisi, mengeluarkan uang jutaan rupiah, menyakiti diri sendiri, sampai-sampai mati karena over dosis dan melawan Allah, itu semua dilakukan hanya untuk masuk neraka, nah kita yang katanya orang muslim yang maunya masuk surga kok berjuangnya setengah-setengah, tidak sungguh-sungguh, tidak berusaha keras, harusnya kita malu pada Allah.
Tadi Bapak disebutkan tujuan pendidikan Islam adalah membentuk karakter Islami, karakter Islami yang bagaimana itu ?
“ Karakter Islami yang akan dibentuk dari KBT ada empat ;
1. Berkepribadian Islam baik dari pola pikir maupun pola tingkah laku harus desesuaikan dengan peraturan Allah yang telah       dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
2. Menguasai Tsaqofah Islam terdiri dari dua jenis “ Fardhu ‘ain seperti konsepsi, ide, dan hukum-hukum Islam; bahasa Arab;       sirah Nabi saw., Ulumul Qur’an, Tahfizh al-Quran, ulumul hadis, ushul fikih, dll. Kedua Fardhu kifayah, meliputi sains dan           teknologi serta ilmu terapan-keterampilan, seperti biologi, fisika, kedokteran, pertanian, teknik, dll
3. Menguasai ilmu kehidupan (IPTEK).
4. Memiliki keterampilan hidup yang memadai.
Jadi orang Islam itu tidak hanya bisa sholat, zakat, puasa, haji  saja, tetapi juga menguasai berbagai ilmu kehidupan seperti dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan sahabat. Para sahabat Nabi Muhammad SAW . dari amalnya luar biasa, keimanannya tidak diragukan, mereka  penghafal Al-Qur'an, mereka ahli berdagang, berkebun, bidang kedokteran, matematika, ahli perang, astronomi, ahli tata politik kenegaraan, dll. sampai-sampai kalau kita mau jujur saat ini tidak ada satu ilmu pengetahuanpun yang tidak berhutang budi pada Islam. Mereka bisa begitu karena mengamalkan Islam secara utuh, tidak pilih-pilih ayat.

Apakah SD IGS juga memakai kurikulum Diknas ?
“ Iya, kurikulum diknas juga kita pakai tentunya dengan melakukan berbagai pengembangan fundamental antara lain :
1. Internalisasi nilai-nilai Islam.
2. Koreksi mata pelajaran yang berten-tangan dengan aqidah, pemikiran, pendapat dan hukum Islam.
3. Subtitusi dengan pelajaran baru sama sekali.
4. Adisi mata pelajaran baru ke dalam kuri kulum.
5. Fiksasi atau pembakuan mata pela-jaran yang telah ada.

Jadi menurut saya semua sekolah seharusnya menggunakan konsep Kurikulum Berbasis Tauhid. untuk mencapai tujuan pendidikan yang hakiki agar hasil pendidikan menjadi amal jariyah, bukan dosa jariah *).
Last Updated (Wednesday, 14 April 2010 22:26)

Rabu, 23 Maret 2011

Entrepreneurship

Oleh: Budi Rahardjo
Artikel ini ditulis sebagai jawaban atas pertanyaan pak Zainal Abidin (Dosen Mesin ITB) yang dilontarkan di mailing list Dosen ITB. Pertanyaan itu sendiri muncul sebagai respon terhadap komik saya tentang kuliah Konsep Teknologi yang kami (4 dosen) ajarkan dimana pak Buntoro (sebagai tamu) mengatakan "Jangan Pernah Menulis Lamaran. Jadilah Entrepreneur!" Apakah ajakan ini bijaksana? demikian pertanyaan pak Zainal. Kemudian ada pertanyaan-pertanyaan lain yang saya akan coba jawab dalam tulisan ini.
my starbucks gear Ternyata menulis artikel singkat ini membutuhkan waktu yang lumayan lama. Saya terpaksa menyingkir ke Starbucks (Ciwalk, Bandung) untuk mencoba menuliskan artikel ini. Writing gears saya dapat dilihat pada gambar di samping ini. Lihat iPod nano di sebelah kiri. Satu jam kemudian, artikel ini belum selesai juga. Kemudian saya pindah ke food court dari Ciwalk. Sambil makan, saya teruskan menulis artikel ini. Waktu ini belum termasuk untuk membuatnya dalam format yang lebih menarik seperti ini. Secara keseluruhan mungkin dibutuhkan waktu tiga jam untuk menulis artikel ini. <!--baca selanjutnya -->

Baiklah, kita mulai.

Pak Zainal Abidin: "Saya justru menganjurkan lulusan untuk bekerja dulu di industri beberapa saat sebelum menjadi enterpreneur, karena ... (dihapus) biar punya modal, ... (dihapus) memiliki pandangan barang yang dibutuhkan oleh industri, ... (dihapus) mengenal pembeli, pensuplai, tenaga ahli yang diperlukan, dan cara pemasaran."

Tunggu sampai lulus dan bekerja dulu?

Apa yang dikatakan bapak benar, akan tetapi mengapa harus menunggu sampai mahasiswa lulus? Semestinya hal-hal mengenai entrepreneurship ini harus dimulai sebelum mereka lulus (ketika menjadi mahasiswa) atau bahkan tidak perlu lulus (drop out)! Ketika kampus tidak memberikan kemudahan untuk bereksperimen dalam entrepreneurship (dan lebih menekankan kepada kuliah kelas) maka drop out mungkin merupakan sebuah alternatif yang lebih menarik. Banyak contoh di luar negeri dan bahkan di Indonesia yang drop out dan sukses. How deep is your passion in your dream?
Mohon tulisan ini jangan dianggap sebagai ajakan atau legitimasi untuk dropout. Sebagai orang tua, saya pun tidak ingin anak saya drop out karena pendidikan dan lingkungan kampus dapat memberi banyak manfaat. (Asumsi saya kampus memang kondusif untuk entrepreneurship. Mengenai kebenaran asumsi ini akan kita bahas di bawah.)
Entrepreneurship dapat dimulai ketika masih menjadi mahasiswa, seperti mengerjakan cucian untuk kawan, membantu tutorial, dan sebagainya. Namun bapak menggelishkan bahwa semestinya anak didik kita (lulusan ITB) bergerak di usaha dalam bidangnya.
Apabila entrepreneurship baru dimulai setelah mahasiswa lulus, dan kemudian bekerja, maka berapa tahun lagi baru dia bisa memulai. Kesuksesan dalam segala hal membutuhkan waktu. Skill membutuhkan waktu untuk diasah. Intuisi membutuhkan waktu dipertajam. Saingan mahasiswa tersebut sudah mulai.

Aspek finansial

Dalam tulisan lain tentang entrepreneurship dan start-up saya katakan bahwa aspek finansial ini bukan masalah yang paling utama saat ini. Bukan berarti dia tidak penting, akan tetapi bukan masalah yang utama saat ini. Banyak orang yang datang ke saya karena kebingungan kemana uang mereka harus diinvestasikan.
Lihat tulisan di sini: http://budi.insan.co.id/start-up/articles/pendanaan.html
Masalah utama saat ini adalah mencari orang (SDM) yang kompeten untuk menjalankan usaha. Kompeten di sini maksudnya bukan dalam hal teknis saja, akan tetapi lebih kepada "dapat diandalkan".

Banyaknya kegagalan


Saya rasa dari 10 (atau bahkan 100) perusahaan yang berdiri hanya 1 yang dapat bertahan setelah 5 tahun (CMIIW). Apalagi menghadapi krisis ekonomi semacam ini.
Jadi bagaimana sebaiknya? Kita tidak usah mendirikan perusahaan dan membuka lapangan pekerjaan? Biarkan orang lain saja yang mengambil resiko? Lulusan kita sebaiknya menjadi pegawai saja? Atau lebih aman lagi, mungkin perlu kita anjurkan agar lulusan kita menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja?
Maaf kalau kalimat di atas menampilkan sinisme saya. Bukan maksud saya untuk mendiskreditkan seseorang atau sekelompok, akan tetapi perlu kita tegaskan kemana lulusan kita akan diarahkan. (Khususnya untuk bapak, saya bukan bermaksud menggurui.)
Entrepreneurship memang tidak untuk setiap orang. Namun perlu kita perhatikan berapa jumlah pencari pekerjaan (termasuk lulusan perguruan tinggi) setiap tahunnya? Siapa yang akan menyerap mereka? Siapa yang mau memikirkan pembuatan lapangan pekerjaan kalau bukan kita-kita? Sayangnya kita-kita, termasuk kampusku yang tercinta, tidak terlalu peduli. Business as usual.

Entrepreneurship dan Kampus


Apa itu entrepreneurship? Saya tidak tahu karena tidak pernah diajarkan di kampus.
Pembahasan mengenai entrepreneurship itu sendiri bisa menjadi satu buku. Bahkan sudah ada buku-buku yang membahas hal tersebut. Tulisan ini tidak bermaksud menguraikn definisinya. Mungkin di lain tulisan akan saya jawab. Saya lebih tertarik ingin mengomentari kalimat di atas.
Tepat sekali, saat ini memang kampus kita (ITB) belum mampu mengajarkan entrepreneurship. Padahal saya pernah mendengar rencana ITB untuk menjadi entrepreneurial university setelah menjadi research university. Untuk sementara ini bisa saya katakan bahwa ini masih mimpi. Jika tidak diajarkan di university, maka dimana mahasiswa bisa belajar mengenai hal ini? Berarti mahasiswa harus belajar di luar kampus.
Selain itu, menurut pendapat saya entrepreneurship tidak hanya diajarkan di kelas saja, akan tetapi harus dicontohkan juga. Akan lebih mudah menjelaskan sesuatu jika ada contoh yang nyata. Apakah ada contoh entrepreneur sukses di kampus ITB? Tidak banyak. Bagaimana mahasiswa akan percaya kalau tidak ada contoh, dan bahkan dosennya pun hanya berteori tanpa pernah mencoba. Kalaupun mencoba, dosen ini hanya menjalankan perusahaan "ecek-ecek" yang sebetulnya hanya mengerjakan proyek-proyek saja. Ini bukan entrepreneurship yang saya pikirkan.
Sebagai bahan renungan kepada para pembaca, apa yang Anda harapkan dari mahasiswa Anda? (Tidak harus dosen, saya hanya mengunakan perumpamaan ini karena berdiskusi di milis dosen.) Bagaimana bila semua (sekali lagi, SEMUA) mahasiswa di kelas Anda menjadi persis seperti Anda? Lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Bila Anda senang mroyek, maka 200 mahasiswa akan menjadi proyektan (proyektor?) semua! Bila Anda senang menipu, maka 200 mahasiswa akan menjadi penipu. Bila dalam mengerjakan proyek Anda hanya mengerjakan laporan untuk sekedar memenuhi syarat, maka 200 mahasiswa Anda akan melakukan ini juga. (Bayangkan apabila anak Anda yang menjadi client yang akan dilayani oleh didikan Anda.) Di saat yang sama, apabila Anda memberikan layanan yang terbaik kepada client Anda, maka 200 mahasiswa akan memberikan layanan yang terbaik bagi client mereka nantinya. Kampus akan mencetak mahasiswa sesuai dengan dosennya.
Kembali ke masalah entrepreneurship di kampus. Sikap kampus terhadap entrepreneurship masih belum bersahabat, dan bahkan cenderung memusuhi. Pengamatan saya menunjukan sikap permusuhan ini. (Lihat saja contoh "Air Ganesha" di ITB.) Sadar atau tidak, nuansa tidak bersahabat ini akan dirasakan oleh mahasiswa. Lupakanlah mendidik mahasiswa untuk menjadi entrepreneur dengan aroma seperti ini.
Contoh yang baik dan bersahabat dengan entrepreneurship adalah mengijinkan stafnya (dan bahkan mahasiswanya!) untuk leave of absence dalam rangka entrepreneurship. Mereka boleh kembali lagi ketika mereka gagal. Tentunya kalau mereka berhasil, mungkin mereka tidak kembali lagi sebagai staf/mahasiswa. Mereka akan kembali sebagai entrepreneur yang berhasil dan membawa kontribusi (termasuk kontribusi finansial) kepada perguruan tinggi yang bersahabat dan memberi kesempatan kepada mereka.

Penutup

Saya masih ingin mengajak mahasiswa saya untuk mulai memikirkan bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan. Entrepreneurship harus dimulai sejak dini. Di sisi lain, saya ingin mebuka mata para dosen dan pimpinan perguruan tinggi tentang pentingnya mendukung entrepreneurship yang tidak hanya berhenti di mulut saja, akan tetapi juga pada action. Jika ini pendekatan yang salah, mari kita diskusikan lebih lanjut.
$Id: entrepreneur.html,v 1.2 2006/03/11 15:10:17 budi Exp budi $

Mungkinkah dibangun sekolah entrepreneur?

Mungkinkah dibangun sekolah entrepreneur? Apa dan bagaimana bentuk dari sekolah entrepreneur tersebut? Apakah anda ingin tahu lebih banyak tentang sosok entrepreneur? Dan, masih banyak pertanyaan lain yang dapat diajukan .. dan perlu dijawab!
Entrepreneur adalah orang yang dapat MEMBELI bahan baku dan sumber daya dalam menjalankan bisnis, MEMBUAT produk yang memiliki nilai tambah, serta sekaligus dapat MENJUAL produk tersebut dengan harga yang masih kompetitif di pasar. Nah .. saya lebih cenderung menyebut entrepreneur sebagai sosok yang komprehensif memiliki semua kompetensi sebagai seorang pelaku bisnis, yaitu membeli-membuat-menjual secara seimbang.
Orientasi seorang entrepreneur dapat dijabarkan dalam 5 dimensi berikut. Pertama, dia yang PROAKTIF merencanakan semua dan melakukan lebih awal daripada orang lain dengan seluruh potensi yang dimilikinya. Kedua, dia yang INOVATIF menggagas ide sekaligus menjalankannya dalam bentuk produk baru yang bermanfaat dan bernilai jual di mata masyarakat atau konsumen. Ketiga, dia yang MANDIRI  siap maju mewujudkan rencana dan inovasinya walau harus diabaikan oleh orang lain. Keempat, dia BERANI mengambil resiko dan tanggung jawab untuk menjalankan seluruh rencana yang telah matang disiapkan. Kelima, adalah dia yang SIAP/BERANI BERSAING dengan pihak mana pun secara terbuka, jujur, dan santun dalam menjalankan bisnis.<!--baca selanjutnya-->
Mungkinkah dibentuk sekolah untuk menciptakan para entrepreneur dengan kemampuan dan orientasi seperti tersebut di atas? Saya sepakat dengan pendapat para ahli bahwa entrepreneur dapat DICIPTAKAN, tidak sekedat BAWAAN LAHIR. Sekolah entrepreneur ini ditujukan sebagai wahana mencetak para entrepreneur yang akan membawa perubahan besar pada kehidupan masyarakat. Sekolah ini masih dalam tatanan wacana atau konsep dengan isi sebagai berikut:
Bentuk Sekolah
Sekolah entrepreneur ini nantinya adalah sekolah tanpa ikatan dengan pihak pemerintah. Sekolah tanpa ijazah, tanpa harus masuk kelas, dan tanpa biaya (AKAN DIJELASKAN KEMUDIAN). Bahkan, bisa saja cukup via internet.
Peserta Didik
Peserta didik di sekolah entrepreneur ini CUKUP bersyarat sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung (kalau terpaksa boleh juga mereka yang masih buta huruf). Peserta bisa saja adalah mereka yang tidak pernah sekolah formal, pernah sekolah dasar, lulusan sekolah dasar, pernah sekolah menengah, lulusan sekolah menengah, pernah kuliah, atau lulusan perguruan tinggi. Wow … bagaimana mungkin?
Kurikulum Berbasis Kebutuhan Entrepreneurial
Kurikulum yang akan digunakan jelas bukan seperti sekolah biasa. Kurikulum dibuat dengan basis kebuuhan sebagai ajang untuk menjadi entrepreneur yang sukses. Materi utama adalah kepada kemampuan untuk MENJUAL, MEMBUAT, dan MEMBELI sebagaimana yang telah dijabarkan pada bagian di atas. Sikap mental entrepreneur ditujukan kepada membangun pribadi dengan kemampuan oritasi entrepreneurial, yaitu proaktif, inovatif, mandiri, berani mengambil resiko, dan berani bersaing secara agresif dengan kelengkapan sikap-sikap lain yang berhubungan dengan kelima orientasi tersebut.
Masih Gagasan

Masih pagi rencana pendirian sekolah entrepreneur ini. Masih perlu waktu untuk rancang bangun model sekolah yang paling cocok. Sebagai gagasan .. boleh juga dituliskan pada blog ini untuk mendapat tanggapan dari pembaca budiman.

Pendidikan Entrepreneurship Perlu Dilakukan Dengan Cara Yang Tepat

Oleh Agung B. Waluyo, PhD
Tulisan laporan Kompas yang berjudul “Wirausaha Tidak Bisa Dilatih” pada hari Kamis, 18 November lalu menimbulkan kontroversi yang tidak perlu karena tanpa pembacaan yang rinci tulisan dengan judul yang dicetak dengan huruf besar dan tebal akan kontra produktif dengan pesan yang ingin disampaikan.
 
Ketika duduk disebelah Carl J. Schramm mendengarkan jawaban atas pertanyaan yang disampaikan oleh Pak Jacob Utama kepada Carl tentang apakah entrepreneurs dilahirkan atau dilatih saya melihat jawaban Carl justru meneguhkan bahwa Entrepreneurship perlu diajarkan namun memang tidak melalui pendidikan klasik yang dimengerti oleh kebanyakan. Jawaban Carl sebenarnya bisa disimpulkan dengan kalimat bahwa entrepreneurship dapat diajarkan oleh guru yang tepat, dengan metode yang tepat, kepada murid yang tepat dan dalam lingkungan yang tepat. Maka ketika pendidikan dimengerti dalam konteks pendidikan dalam kelas dengan cara mengajar yang klasik maka pendidikan seperti ini tidak bisa dipakai untuk mengajarkan entrepreneurship.
 
Kedatangan Carl J. Schramm ke Indonesia yang dalam rangka membuka perhelatan dunia Global Entrepreneurship Week (GEW) 2010 bersama dengan Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Dr. Muhammad Nuh DEA membawa pesan penting bahwa pendidikan tinggi memiliki peran penting untuk penciptaan usaha baru dan lapangan kerja dan akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi makro. Kauffman Foundation yang menjadi penggagas sekaligus sponsor utama GEW yang dirayakan oleh jutaan generasi muda dari 112 negara adalah yayasan entrepreneurship terbesar di dunia yang mendorong begitu banyak program pendidikan dari jenjang sekolah sampai perguruan tinggi dengan program “Kauffman Campus”nya. Sehingga tidak mungkin Carl menyampaikan pesan justru kebalikan dengan pesan yang ia sampaikan pada saat pembukaan GEW 2010 di Auditorium Dikti, Diknas pada pagi harinya.
 
Ketika berada di Universitas Tarumanagara (Untar) sebelum hadir di Kompas, Carl juga menyampaikan kepada lebih dari 400 orang hadirin yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan pimpinan yayasan Untar, Carl menyampaikan pesan penting bagaimana perguruan tinggi bisa berperan untuk menghasilkan entrepreneur muda kelas dunia. Bagaimana bisa pembelajaran di kampus menyiapkan seseorang untuk terjun ke dunia nyata persaingan global.
 
Kauffman Foundation bekerja sama dengan Ciputra Foundation telah melaksanakan Global Faculty Visitor Program (GFVP) sejak 2008 untuk melatih para dosen entrepreneurship Indonesia selama 6 bulan di Amerika. Dalam program yang sangat bergengsi ini, peserta belajar dari para profesor entrepreneurship dari perguruan tinggi ternama di Amerika seperti Harvard, MIT, Stanford, North Carolina dan USC. Bahkan ketika kembali ke Amerika, Carl sempat menyampaikan kepada penulis bahwa Indonesia perlu mengirim lebih banyak dosen lagi ke Kauffman Foundation untuk dilatih supaya dapat melatih entrepreneurship.
 
Saat ini sudah lebih dari 2 juta lulusan perguruan tinggi dan akademi menganggur. Begitu banyak usaha mikro, kecil dan menengah tidak bisa berkembang. Lebih dari 17 triliun rupiah kredit macet. Ini hanya sebagian kecil dari begitu banyak kenyataan lain yang menunjukkan bahwa mereka membutuhkan pendidikan dan pelatihan entrepreneurship untuk membuka mindset para mahasiswa untuk menjadi pencipta kerja, untuk mengajarkan pengusaha UMKM tentang inovasi sebagai pendorong pengembangan usaha dan bagaimana caranya permodalan yang sudah digulirkan pemerintah tidak terbuang dengan sia-sia. Entrepreneurship diperlukan bahkan agar rakyat kebanyakan bisa menikmati pertumbuhan ekonomi secara langsung. Pendidikan entrepreneurship jelas diperlukan untuk mengatasi pengangguran, kemiskinan dan mencapai kesejahteraan.
 
*Penulis : Direktur Program Kursus Singkat, Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC), Ketua Panitia Nasional Global Entrepreneurship Week Indonesia 2010.

Minggu, 20 Maret 2011

Kompetensi Integral



  I  = iradah qawiyyah - enthusiastics (kemauan yang kuat) dan tidak mudah putus asa selalu memberikan kekuatan untuk berprestasi tinggi
  N = nafi'un lighairihi - useful (bermanfa'at bagi orang lain) - intelektual dan entrepreneur terbaik harus bermanfaat bagi orang lain  
  T = tenacity kegigihan - Quwwatul Jismi (kekuatan) - memiliki jiwa raga yang sehat dan kuat sehingga gigih memperjuangkan Dienullah.
  E = excellent Knowledgeable  Mutsaqqoful fikri – (unggul dalam ilmu dan wawasan ) merupakan hal dasar untuk mampu bersaing dalam menghadapi tantangan global
  G = good behavior - ahlaqul Karimah- berahlaq baik, ahlaq yang baik penunjang dalam berkomunikasi.
  R = religious - Shohihul Ibadah - mengimplementasikan tata cara ibadah secara benar sesuai uswah Rosulullah saw.
     A = aqidatus salimah - akidah yang bersih - memiliki kemampuan menjadikan Al Qur’an & As Sunnah sebagai landasan berfikir dan pengambilan setiap keputusan.
  L = leadership - qodirun ‘alat tandzim- memiliki jiwa kepemimpinan

Profil Sekolah


A.           MUKODIMAH


 

Segala puji hanya milik Allah Swt  dan hanya untuk Allah ’Azza wa Jalla yang telah melimpahkan berbagai macam kenikmatan bagi kita semua. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang dengan perantaraan beliau, kita mengetahui mana yang hak dan mana yang batil. Mana yang bernilai ibadah dan mana yang sia sia.

Memperhatikan umat islam pada saat ini, dari hari ke hari atau dari tahun ke tahun kondisinya semakin memprihatinkan, dan terpuruk dari sisi kwalitas maupun dari sisi  kwantitas.  Apalagi kalau kita membayangkan kondisi generasi islam yang akan datang, yang mana saat ini mereka  banyak  mendapat serangan, gangguan atau pengaruh negatif, baik gangguan yang berasal dari : lingkungan masyarakat, lingkungan  pendidikan, pengaruh teknologi, globalisasi dan informasi, pengaruh pergaulan dan lain sebagainya. Yang mana sebagian besar  pengaruh-pengaruh  tersebut bernuansa sekulerisme sehingga iman dan aqidah seorang anak lambat laun akan menjadi tipis dan hilang. Terlebih lagi misionaris yang gencar dengan misi kristenisasi di beberapa daerah, hal tersebut merupakan proses pemurtadan serta penipisan iman secara sistimatis dan perlahan sehingga kita semua tidak  menyadari akibat yang terjadi.

Kita sebagai seorang muslim yang mengakui selalu mendapat kenikmatan dari Allah SWT. Tentunya merasa prihatin dan akan tergugah hatinya apa bila melihat kondisi keterpurukan saudara saudara kita. Oleh sebab itu kami menghimbau dan mengajak kepada saudara seiman dan seaqidah untuk bersama-sama membantu menolong agama Allah, dengan cara merintis Pendirian Sekolah Dasar Islam yang mengutamakan keberpihakan kepada saudara kita yang berekonomi lemah, dengan sistim pendidikan yang integral dan pengelolaan yang lebih profesional. Sehingga kelak sekolah tersebut diharapkan  bisa menghasilkan anak didik yang sholih, cerdas, sehat  dan mandiri. 


B.           IDENTITAS SEKOLAH


 

1.    Nama sekolah                   :     Madrasah Ibtidaiyah Integral
Makna Integral secara bahasa : keseluruhan; meliputi seluruh bagian yg perlu untuk menjadikan lengkap; utuh; bulat; sempurna, tidak secara sebagian-sebagian;

Makna Integral secara Istilah : pendidikan yang menyeluruh, lengkap dan utuh; ilmu pengetahuan dengan agama, teori dengan praktek, menyeluruh dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, dunia dengan akherat, tanpa memisahkan satu dengan yang lain ( Sekulerisme ).

2.    Maskot sekolah               :     Sekolah Islam Berwawasan Entrepreneurships
3.    Alasan memilih MI          :
1)      Madrasah sesuai dengan visi dakwah Islamiyah kepada anak melalui dunia pendidikan
2)      Kurikulum pendidikan agama lebih luas cakupannya dan lebih banyak jam pelajarannya dibandingkan dengan pelajaran agama di SD.
3)      Harapan  masyrakat menghendaki kecerdasan iptek  dan ilmu agama secara integral.
4)      Pusat pembentukan aqidah anak yang efektif sejak dini secara integral.

4.    Visi                                        :     Terbentuknya generasi islam yang sholih, cerdas, sehat dan mandiri.

5.   Misi                                       :  1)    Mendidik, mengajarkan dan mengimplementasikan ajaran-ajaran islam, sehingga terbentuk anak didik yang sholih yang menjadikan islam sebagai  pedoman/jalan hidupnya.
2)         Mengajarkan berbagai disiplin ilmu secara integral dengan mengembangkan potensi multi intelegence sehingga anak didik menjadi cerdas dengan tetap berpegang pada keislaman.
3)         Mengajarkan, melatih dan membiasakan cara hidup sehat sehingga anak akan menjadi generasi yang kuat secara fisik dan mentalnya.
4)         Mengajarkan, melatih, mengembangkan budaya kreatif sehingga anak didik tidak sekedar menjadi bangsa yang memiliki budaya konsumtif tetapi memiliki budaya produktif sehingga bisa mandiri dalam bidang sosial ekonomi.
5)         Membina, mengarahkan dan membantu orang tua /wali murid yang lemah dalam bidang  aqidah dan sosial ekonominya, sehingga dapat terangkat martabat dan derajatnya di hadapan Allah SWT dan di mata manusia.
6.    Rencana pendirian          :     Tahun Pelajaran 2011 / 2012
7.    Warna identitas               :     Hijau, Biru, dan Coklat
8.    Target siswa                      :     48 siswa dengan 2 kelas @ 24 siswa, Siswa putra dan putri terpisah,
Maksimal 40 % untuk anak  mampu ( Keuangan ),
Minimal 60 %  untuk anak yang tidak mampu.
9.    Lokasi sekolah                  :  Tosarirejo RT 09 RW 06 Jaraksari Wonosobo 56311
·      Masa perintisan ( 1-3 tahun ) sewa lahan
·      Masa pembenahan ( 3-6 tahun ) pembelian lahan dan pembangunan gedung sekolah secara permanen
·      Masa pemantapan ( > 6 tahun )           

C.            LANDASAN PENDIRIAN SEKOLAH


 



Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.  (Q,S. An Nisaa : 9)
 
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. ( QS. At Taubah : 122 )





 
“Sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku, Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. mereka Itulah orang-orang yang Telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal.
( QS. Az Zumar : 17 - 18 )

Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". ( QS. Ali Imron 64 )

D.           FUNGSI SEKOLAH


 

Sekolah sebagai tempat yang menyenangkan sehingga berfungsi sebagai :
·           Learning  Community Center (PKBM)
·           Pusat Penanaman Aqidah Islamiyah ( Islamic Center )
·         Pusat kreativitas dan pengembangan diri  anak (self empowering)
·          Green School ( Belajar dari alam )
·           Laboraturium pendidikan
·         Tempat belajar dan bermain yang menyenangkan ( joyfull learning )

E.            PROGRAM SEKOLAH


 

1.       PROGRAM UNGGULAN
Muatan Lokal Sekolah berupa mata pelajaran Entrepreneurships
Dengan program tindak lanjut seperti Business Day, Research Program, Charity Day, dll
2.       PROGRAM PENUNJANG
  Green School
  Competition Program ( Reward & Punishment )
  Life Skill Program
  Islamic Integration Programs
  Out Bond Kids, Out Door Activity, Field Trip
F.            TARGET STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


 

KOMPETENSI UMUM
  I  = iradah qawiyyah - enthusiastics (kemauan yang kuat) dan tidak mudah putus asa selalu memberikan kekuatan untuk berprestasi tinggi
  N = nafi'un lighairihi - useful (bermanfa'at bagi orang lain) - intelektual dan entrepreneur terbaik harus bermanfaat bagi orang lain  
  T = tenacity kegigihan - Quwwatul Jismi (kekuatan) - memiliki jiwa raga yang sehat dan kuat sehingga gigih memperjuangkan Dienullah.
  E = excellent Knowledgeable  Mutsaqqoful fikri – (unggul dalam ilmu dan wawasan ) merupakan hal dasar untuk mampu bersaing dalam menghadapi tantangan global
  G = good behavior - ahlaqul Karimah- berahlaq baik, ahlaq yang baik penunjang dalam berkomunikasi.
  R = religious - Shohihul Ibadah - mengimplementasikan tata cara ibadah secara benar sesuai uswah Rosulullah saw.
     A = aqidatus salimah - akidah yang bersih - memiliki kemampuan menjadikan Al Qur’an & As Sunnah sebagai landasan berfikir dan pengambilan setiap keputusan.
  L = leadership - qodirun ‘alat tandzim- memiliki jiwa kepemimpinan

KOMPETENSI KHUSUS
  Menguasai conversation dasar Inggris
  Hifdzul Qur’an minimal  juz 30
  Mampu menerjemahkan ayat-ayat Juz 30
  Hifdzul do’a – do’a harian
  Hifdzul hadist minimal 100 hadist dengan artinya.
  Tartil dalam Baca Tulis Al Qur’an

G.           TUJUAN PENDIRIAN SEKOLAH
                      
  1. Pembendungan misi kristenisasi terutama mencegah dan atau membendung anak-anak muslim yang bersekolah di sekolah non muslim.
  2. Sebagai lahan da’wah pembentukan aqidah, akhlak dan ibadah islamiyah, terdepan dalam teknologi dan mandiri dalam bidang sosial ekonomi melalui dunia pendidikan anak-anak.
  3. Memberikan kesempatan kepada anak – anak dari kalangan ekonomi lemah untuk mendapatkan pelajaran agama dan umum secara layak dan berkwalitas.
  4. Memberikan sistem pendidikan secara integral dan menjauhkan sistem yang menjurus kearah sekulerisme.   
  5. Sebagai lahan/tempat untuk beramal shalih untuk para pendiri, pengurus , pengelola, anggota, donatur  yayasan, orang tua dan wali murid, para simpatisan yang kesemuanya itu dilakukan dalam  rangka  mencari keridhoan Allah SWT.

H.           NAUNGAN YAYASAN
                      
§  Rencana pendirian sekolah ini diprakarsai dan dibawah naungan yayasan Ash-Shaaf Wonosobo.
§  Para pengurus dan anggota Ash-Shaaf terdiri dari berbagai kalangan muslim yang seiman dan seaqidah tanpa memandang latar belakang golongan/kelompok yang berbeda.
§  Anggota  Ash-Shaaf bersifat terbuka untuk muslim  yang prihatin  dan peduli terhadap kondisi anak-anak muslim  yang terancam aqidahnya dikarenakan kuatnya pengaruh; budaya sekuler, Pendidikan yang mengesampingkan ajaran agama, lingkungan yang serba longgar dan bebas dari nilai-nilai islami, minimnya pemahaman orangtua dalam agama, Kristenisasi yang sistematis dan lain sebagainya.               

I.              GARIS-GARIS BESAR SISTEM PENDIDIKAN
                      
  1. Pembelajaran   diadakan  dengan sistem integral.
  2. Kurikulum dari Diknas dan Depag serta Kurikulum integral dari Yayasan.
  3. Pengelompokan kelas antara putra dan putri dipisah sejak kelas I
  4. Kapasitas  dalam 1 ruangan adalah  24 anak dengan  1 guru  Kelas dan dengan satu orang guru asisten.
  5. Hafalan surat, hadist, doa doa , Baca Tulis Al qur an, Praktek ibadah diberikan secara terencana, terpadu, terarah dan berkesinambungan.
  6. Pendidikan mengutamakan Pembiasaan Akhlakul Karimah anak seperti: mengucapkan salam ,berjabat tangan, bicara sopan, solat berjamaah.bersodaqoh, cara makan yang benar, cara berbicara yang santun, menghormati sesama, dll.
  7. Penggalian bakat atau pengembangan potensi pribadi anak dilakukan secara terprogram  yang dibimbing oleh guru pembina yang ahli dan menguasai bidangnya.
  8. Pembelajaran dengan  mengedepankan pendekatan pada pribadi anak, dengan cara:
Ø  yang lebih alami (sesuai dunia dan usia anak) dan
Ø   islami ( selalu berorentasi pada nilai-nilai islam dan mengacu pada keteladanan Rosululloh dan para sahabat).
  1. Mengoptimalkan Multi Intelegence, merubah anggapan dan keyakinan umum,yang menganggap bahwa kecerdasan seorang anak itu cukup dinilai  dari nilai akademis saja. Tetapi yang benar adalah bagaimana seorang anak itu mampu mengembangkan dan memaksimalkan potensi bakatnya sehingga menjadi salah satu dari keunggulan pribadinya.


J.              SISTEM PEREKRUTAN SISWA
                                
1.       Bagi anak –anak tidak mampu secara Ekonomi tanpa seleksi akademis, seleksi berdasar hasil survai latar belakang keluarga orang tua/wali murid.
2.       Kapasitas penerimaan murid baru disesuaikan dengan kapasitas kemampuan yayasan.
3.       Anak-anak dari ekonomi mampu bisa diterima sebagai siswa dengan memberi subsidi silang 
4.       Anak-anak tidak mampu bebas biaya sekolah sesuai kemampuan yayasan.
.
K.            SISTEM PEREKRUTAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
                                

  1. Seseorang bisa diterima  menjadi kepala sekolah, guru maupun karyawan setelah Lulus Seleksi yang diadakan oleh yayasan.
  2. Memiliki aqidah yang lurus, akhlakul karimah, keikhlasan mengabdi pada Allah, dan memiliki ghiroh Islam yang tinggi.
  3. Memiliki kemampuan hafalan jus Amma, Hadits –hadits pokok, doa-doa dll.
  4. Menguasai ilmu Metodik Dikdaktik pendidikan anak –anak.
  5. Menguasai IT yang mendukung proses KBM.
  6. Memiliki pengalaman mengajar.
  7. Dan lain lain sesuai yang ditetapkan Yayasan


L.             MANAJEMEN PENGELOLAAN
                 
    a.   Yayasan Ash-Shaaf  berkewajiban :
1.       Mengusahakan dan memenuhi semua kebutuhan biaya operasional sekolah.
2.       Menyiapkan kebutuhan fisik seperti : lahan, gedung dan semua fasilitas lainya.
3.       Meneliti, mengarahkan, dan menentukan jalannya proses pendidikan agar terlaksana sesuai dengan visi dan misi yayasan.     
4.       Menentukan personil pengelola sekolah : Kepala sekolah, Guru dan karyawan.
5.       Yayasan bersama sekolah merancang dan menentukan program sekolah.
6.       Menentukan kebijakan pengelolaan sumber keuangan sekolah.
7.       Bertanggung jawab atas kesejahteraan guru dan karyawan sesuai kemampuan yayasan.
                                                                                                            
  b.   Pengelola sekolah berkewajiban :
1.       Mengajukan, melaksanakan dan mempertanggungjawabkan program sekolah beserta anggarannya kepada Yayasan.
2.       Fokus dalam menjalankan program sekolah sehingga sekolah semakin berkembang secara kwalitas dan kwantitas 
3.       Selalu berkoordinasi  dengan yayasan ketika mengambil kebijakan sekolah.


M.        SUMBER PENDANAAN
                 
  • Biaya operasional sekolah dan dana pengembangan / kemajuan sekolah diusahan, dikelola dan dipertanggung jawabkan oleh yayasan Ash-Shaaf.
  • Sedang sumber sumber dana diperoleh dari :
1.       Pengurus dan anggota yayasan Ash-Shaaf.
2.       Para donatur tetap maupun tidak tetap.
3.       Subsidi silang dari murid yang  mampu dalam sisi ekonomi.
4.       Sumber-sumber pendanaan yang telah jelas kehalalanya.
5.       Hasil usaha /bisnis yang dikembangkan oleh yayasan Ash-Shaaf
6.       Bantuan yang tidak mengikat, dll.


N.          PENGURUS YAYASAN ASH-SHAAF
                 
Jabatan
Nama
Alamat
Latar Belakang




Pembina
Sugeng Pribadi
Tosarirejo Wonosobo
Mantan Guru SMU Muh Wsb
Mantan Kepsek MIM Sudagaran
Terapis Klinik Sehat Alami AL BAIN

Penasehat
Ust. Musbichun Munawar
Kalibeber Wonosobo
Da’i,  Alumni Ponpes Gontor

Ust.  Nurrofiq
Kalibeber Wonosobo
Da’i, Alumni Ponpes Al Mukmin Solo


Ust. Nasihun
Sambek Wonosobo
Alumni Ma’had Bhisha Arab Saudi




Ketua

Amin Supriyanto, S.Pd.
Ngasinan Wonosobo
Mantan guru Matematika SMA 1 Wonosobo
Mantan guru Matematika SMA Takhasus
Guru Matematika SMP Kejajar 2

Sekretaris
Firman Cahyadi, MM.
Tosarirejo Wonosobo
Kementrian Tenaga Kerja & Transmigrasi Wonosobo

Bendahara
Agus Edi S.
Tosarirejo Wonosobo
Desain Interior
Wirausahawan



Jabatan
Nama
Alamat
Latar Belakang
Sie Pendidikan,Peningkatan dan Pengembangan SDM

Hj. Afsah, S.Pd.
Tosarirejo Wonosobo
Consultan Pendidikan pada :
1.       Al Bayyinah,  DI Aceh
2.       Sevilla, Kalimantan Timur
UNICEF DI Aceh

Sie Penggalangan Dana dan Perekrutan Anggota
Wahyu Pradiwati, S.Pd.
Sudagaran Woosobo
Guru Matematika SMA Muh Wsb
Dirut Bimbingan Belajar DITA

Sie Hubungan Masyarakat
Yuwono
Wonobungkah Wonosobo
Mantan Kepala SDM Sudagaran      
Mantan Kepala SD MBF Al Adzkiya

Sie Pembangunan dan Pengadaan Sarana Prasarana
Wahyu Hilman
Tosarirejo Wonosobo
Wirausaha

Sie Pengembangan Usaha Produktif
Neny Tri Wulandani
Bugangan Wonosobo
Takaful Financial Consultant
Wirausaha

Anggota
Syukur, S.Ag.
Bugangan Wonosobo

Badko TPQ Wonosobo
Dirut Sekolah Qur’an Bina Insan


Ust. Didik Hariyanto, S.Ag
Tosarirejo Wonosobo
Da’i, Wirausaha

Heri Setyawan
Tosarirejo Wonosobo
Penunjang Medis RSUD

Raswanto
Purbalingga
Ponpes Nurul Huda Purbalingga
Tem Rescue SAR Purwokerto